Pada tanggal 29 Sya’ban 1444 H bertepatan pada tanggal 22 Maret 2023, OAIL mengadakan kegiatan Pengamatan Hilal Ramadhan 1444 H. ITERA telah menjadi salah satu titik dari 124 titik Rukyatul Hilal Kementerian Agama yang tersebar di seluruh Indonesia.
Kegiatan ini dihadiri berbagai elemen masyarakat seperti dari Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Lampung, Pengadilan Agama Kalianda, Majelis Ulama Indonesia Provinsi Lampung, BMKG Lampung, UIN RIL, dan juga perwakilan berbagai organisasi masyarakat seperti NU, Muhammadiyah, Forum Indonesia Muda Bandar Lampung, Komunitas Astronomi Lampung, dan tentu saja mahasiswa ITERA yang telah mendaftarkan diri dalam acara ini. Kurang lebih terdapat 220 orang yang hadir dalam acara ini.
Kegiatan dimulai sejak pagi hari dengan eksperimen pengamatan bulan muda pasca konjungsi di siang hari. Kondisi bulan yang tampak cukup tipis ditambah dengan cahaya Matahari yang dihamburkan oleh atmosfer Bumi, menjadi salah satu tantangan untuk melakukan hal ini. Konjungsi toposentrik terjadi pada tanggal 22 Maret 2023 pada pukul 00.15 WIB. Pengamatan dimulai pada pukul 08.00 WIB dengan kondisi cuaca cerah berawan. Cukup sulit untuk mendapatkan citra bulan. Akan tetapi ketika cuaca cerah, sekitar pukul 11.00 – 14.00 WIB, tim pengamat (Robiatul Muztaba, Aditya A Yusuf, & Adhitya Oktaviandra) berhasil mendapatkan citra bulan muda di siang hari, ketika umur bulan sekitar 12 jam pasca konjungsi terjadi. Dengan menggunakan teknologi kecerdasan buatan, kita dapat meningkatkan kontras bulan terhadap langit, sehingga lebih mudah terdeteksi.
Pembukaan acara pada pukul 16.30 WIB, dengan sambutan dari Dr. Raden Putra, S.T. yang mewakili Pusat OAIL dan LPPM ITERA sebagai penyelenggara acara. Beliau menyampaikan bahwa kegiatan rutin seperti ini patut dilaksanakan dan didukung karena menjadi salah satu titik penting pengamatan hilal nasional. Selanjutnya terdapat sambutan dari Kepala Kanwil Kementerian Agama Provinsi Lampung yang pada hal ini diwakili oleh Perwakilan Kanwil Kota Bandar Lampung, Rozi, S.Ag. beliau menyampaikan tentang hasil hisab posisi bulan ketika Matahari terbenam dan makna hilal dari perspektif agama. Kemudian acara dibuka oleh Rektor ITERA, Prof. Dr. I Nyoman Pugeg Aryantha, yang dalam ini mewakili seluruh civitas akademika ITERA menyambut seluruh tamu undangan. Beliau menyampaikan pentingnya kegiatan ini dan juga perlunya kolaborasi antara ITERA dengan berbagai pihak untuk melakukan pengamatan hilal ini.
Kegiatan selanjutnya adalah penyampaian materi mengenai seluk beluk pengamatan Hilal dari sisi sains oleh dosen Program Studi Sains Atmosfer dan Keplanetan ITERA, Ridlo W. Wibowo, M. Sc, dan juga presentasi hasil pengamatan bulan muda di siang hari oleh Robiatul Muztaba, M. Si.
Pada saat Matahari terbenam di ITERA pada pukul 18:10 WIB, awan mendung tebal menutupi lokasi munculnya Hilal. OAIL melakukan pengamatan hilal di Kompleks Stasiun Pengamat Bulan (OZT-ALTS) Taman Alat MKG ITERA pada hari Rabu tanggal 22 Maret 2023. Pengamatan di OZT-ALTS akan dilakukan oleh tim OAIL menggunakan Teleskop Robotik OZT ALTS yaitu refraktor triplet apokromat dengan diameter 152 mm dengan panjang fokus 1200 mm dan detektor kamera CCD monokrom berkecepatan tinggi dengan filter inframerah, dan kamera CMOS berwarna. OAIL juga menyediakan 5 teleskop portable Barride Optics A-102 (diameter 102 mm, fokus 900 mm) untuk digunakan oleh peserta kegiatan selama proses pengamatan hilal. Peserta cukup antusias dalam melakukan pengamatan menggunakan teleskop, meskipun cuaca mendung dan hilal tidak dapat teramati.
Hingga Bulan terbenam, Hilal tidak dapat teramati karena mendung cukup tebal. Untuk menetapkan keputusan ini, maka Pengadilan Agama Kalianda melakukan sidang isbat lokal dan kemudian menentukan bahwa hilal tidak dapat terlihat karena tertutup awan tebal. Pada saat sidang isbat, dihadiri oleh dua perukyat dari tim OAIL, dan yang menjadi saksi adalah Rektor ITERA (Prof. Dr. I Nyoman Pugeg Aryantha) dan perwakilan Kanwil Kemenag Provinsi Lampung (Drs. H. Lemra Horizon, M.Pd.I ).
Walaupun pengamatan hilal di OAIL ITERA telah mengerahkan iptek yang mutakhir, namun cuaca mendung di atas langit ITERA menjadi penyebab ketidak berhasilan merekam citra hilal awal Ramadhan 1444 H. Pengamatan hilal awal Ramadhan 1444 H menjadi sebuah pengalaman yang berharga, akrab dengan langit dan mengenal pemanfaatannya untuk kehidupan manusia di planet Bumi, pembelajaran masyarakat luas, masyarakat kampus maupun luar kampus.
Di lokasi lain di Indonesia (Mataram, Aceh, Anyer, dll) hilal dilaporkan dapat diamati karena cuaca cerah, sehingga dipertimbangkan dalam pelaporan sidang isbat nasional di Kementerian Agama yang pada akhirnya menetapkan 1 Ramadhan 1444 H bertepatan dengan Kamis, 23 Maret 2023. Marhaban ya Ramadhan, semoga kita semua dapat memanfaatkan kesempatan bertemu bulan Ramadhan kali ini dengan lebih baik, khusyuk, dan penuh rasa syukur.
Kepala Pusat OAIL
Moedji Raharto


Gambar 1. Gambar Bulan Muda di Siang Hari yang diamati oleh tim pengamat hilal OAIL, diamati dengan teleskop OZT-ALTS dan dideteksi dengan kecerdasan buatan.